REMBUK STUNTING : PRINCES (PRINGSEWU CEGAH STUNTING) 2024

28 Mei 2024
DIAS BAYU DANUARTA
Dibaca 61 Kali
REMBUK STUNTING : PRINCES (PRINGSEWU CEGAH STUNTING) 2024

Rembuk Stunting 2024: Sinergi Bersama Desa Gadingrejo dalam Menanggulangi Stunting

Desa Gadingrejo, 27 Mei 2024 – Stunting masih menjadi salah satu tantangan utama di Desa Gadingrejo. Untuk mengatasi masalah ini, desa tersebut mengadakan acara "Rembuk Stunting 2024" yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan yang berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan dan gizi anak-anak di desa. Acara ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menanggulangi stunting melalui kolaborasi multi-sektoral.

Sambutan dan Pembukaan oleh Kepala Desa

Acara ini dipimpin langsung oleh Kepala Desa Gadingrejo, Bapak Sariman. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam menangani masalah stunting. “Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah masa depan anak-anak kita. Oleh karena itu, kita semua harus bekerja sama untuk mengatasinya,” ujar Bapak Sariman. Beliau juga menegaskan bahwa pemerintah desa akan terus mendukung segala upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak dan masyarakat.

Paparan dari KUPT Puskesmas

Turut hadir dalam acara tersebut adalah KUPT Puskesmas Gadingrejo, Bapak Sutarto, yang memaparkan data terbaru mengenai kondisi stunting di desa. Menurut data yang disampaikan, tingkat stunting di Gadingrejo masih cukup tinggi meskipun telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Bapak Sutarto juga memaparkan strategi-strategi yang akan diterapkan, seperti pemantauan dan intervensi gizi pada anak-anak serta memberikan edukasi kepada para orang tua tentang pentingnya asupan gizi seimbang. “Kami akan terus melakukan pemantauan dan memberikan dukungan gizi kepada anak-anak serta mengadakan penyuluhan rutin untuk orang tua,” kata Bapak Sutarto.

Peran PLKB dalam Keluarga

PLKB Jesyka M.Y juga memberikan pandangannya tentang peran keluarga dalam mencegah stunting. Ia menjelaskan bahwa keluarga harus mendapatkan edukasi mengenai pola makan yang sehat dan pentingnya kebersihan lingkungan untuk mencegah penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan anak. “Peran ibu dalam keluarga sangat penting, terutama dalam memastikan anak-anak mendapatkan makanan yang bergizi dan tumbuh dalam lingkungan yang bersih dan sehat,” kata Jesica. Ia juga mengajak para kader untuk aktif memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada keluarga-keluarga di desa.

Pentingnya Peran Agama

Selain itu, perwakilan dari KUA, Bapak Arif Hidayat, menekankan pentingnya peran agama dalam mendukung upaya pencegahan stunting. Ia mengajak semua pihak untuk selalu mengedepankan nilai-nilai kebaikan dan kepedulian terhadap sesama, terutama dalam mendukung kesehatan anak-anak. “Agama mengajarkan kita untuk peduli terhadap sesama, termasuk dalam hal mengingatkan kepada remaja menikah di umur terlalu muda yang dia belum siap untuk langkah tersebut. Mari kita jadikan nilai-nilai ini sebagai dasar dalam setiap langkah yang kita ambil,” ujar Bapak Arif Hidayat.

Dukungan dari BHP dan KPM

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BHP) Bapak Murdato dan kader Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) turut hadir untuk memberikan dukungan dalam program-program pemberdayaan masyarakat yang terkait dengan kesehatan anak dan gizi. Ketua BHP menyatakan bahwa pihaknya siap bekerja sama dengan semua pihak untuk memastikan program-program yang dijalankan dapat mencapai sasaran dengan baik. Sementara itu, kader KPM menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan stunting. “Keterlibatan masyarakat sangat penting. Kita harus memastikan bahwa semua warga desa memahami pentingnya gizi seimbang dan kesehatan anak,” kata seorang Ketua BHP.

Kolaborasi Tingkat Kecamatan

Pendamping Desa Tingkat Kecamatan, Bapak Feri S, menambahkan pentingnya sinergi antara desa dan kecamatan dalam program-program pencegahan stunting. Ia menekankan bahwa dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari pemuda Karang Taruna, sangat dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan program ini. “Kami di tingkat kecamatan akan terus memberikan dukungan dan koordinasi dengan desa-desa dalam upaya pencegahan stunting. Kolaborasi yang baik antara desa dan kecamatan sangat penting, catatan untuk bersosialisasi melalui web ataupun banner yang mengarah kepada pencegahan stunting dan pembuatan KK/Akta Kelahiran secara online,” kata Bapak Feri S.

Diskusi Interaktif dan Rencana Aksi

Acara ini diakhiri dengan diskusi interaktif dan tanya jawab antara tamu undangan dan para pemangku kepentingan. Banyak masukan berharga yang didapatkan untuk menyusun langkah-langkah konkret dalam menanggulangi stunting di Desa Gadingrejo. Beberapa rencana aksi yang disepakati meliputi peningkatan penyuluhan gizi, pemantauan kesehatan anak secara berkala, dan peningkatan kerjasama dengan berbagai pihak untuk memastikan ketersediaan dan aksesibilitas pangan yang bergizi.

Harapan untuk Masa Depan

Dengan adanya rembuk stunting ini, diharapkan Desa Gadingrejo dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam upaya menanggulangi stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah desa, tenaga kesehatan, pendidikan, keamanan, dan masyarakat umum merupakan kunci sukses dalam mengatasi masalah stunting yang masih menjadi tantangan di banyak daerah. Harapannya, dengan upaya yang terpadu dan berkelanjutan, Desa Gadingrejo bisa bebas dari stunting dan anak-anak dapat tumbuh sehat serta berkembang optimal.